Mencari kerja bagi teman-teman penyandang disabilitas di Indonesia masih jadi tantangan besar. Meski pemerintah sudah buat aturan yang mendukung, seperti kuota 1% pekerja disabilitas di perusahaan swasta dan 2% di instansi pemerintah, realitanya masih jauh dari harapan.
Salah satu masalah utama adalah stigma dan diskriminasi. Masih banyak orang yang berpikir kalau teman-teman difabel tidak bisa bekerja seefektif yang lain. Padahal, dengan penyesuaian yang tepat, mereka bisa kok kerja dengan baik dan bahkan lebih produktif.
Selain itu, masalah aksesibilitas juga tidak bisa diabaikan. Banyak tempat, dari transportasi sampai kantor-kantor, belum ramah disabilitas. Jadi, mereka tak cuma susah cari kerja, tapi juga susah buat mempertahankan pekerjaan. Belum lagi, akses ke pendidikan dan pelatihan yang sesuai kebutuhan mereka juga masih terbatas, jadi sulit bersaing di dunia kerja.
Meski begitu, sudah ada upaya dari pemerintah dan berbagai organisasi untuk membuat tempat kerja lebih inklusif.
Misalnya, ada pelatihan kerja yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas dan kampanye agar para pengusaha lebih terbuka. Seperti yang dilakukan XL Axiata dengan programnya XL Axiata Peduli Disabilitas Siap Kerja.
Keseruan Mengikuti Pelatihan XL Axiata Peduli Disabilitas
Pelatihan yang diselenggarakan XL Axiata diselenggarakan dua hari pada tanggal 2-3 Agustus 2024 di Nutrihub Surabaya. Selain di Surabaya, rencananya akan diadakan juga di beberapa kota yaitu Medan, Bandung, dan Jakarta.
Pada kesempatan di Surabaya ada 20 orang difabel terpilih yang mereka sangat antusias dalam mengikuti acara. Sesi pertama diisi oleh pak Dodik Ariyanto, selaku Group Head East Region XL Axiata.
Beliau mempraktikkan penggunaan AI dalam bekerja, AI dinilai efektif untuk mempermudah teman-teman difabel berkoordinasi dengan rekan kerja normal. Sehingga proses pekerjaan dapat berjalan lancar.
Program XL Axiata tersebut berlangsung sejak 30 Juli 2024 menggandeng 6 mitra komunitas disabilitas lokal yaitu Rumah Difabel/Khadijah Sharaswaty Indonesia Medan, Dilans Indonesia Bandung, Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus Surabaya, FeminisThemis Surabaya, Tim Bisindo dan Aksesibilitas Surabaya, hingga Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia.
Pelatihan Media Sosial oleh Prita HW
Salah satu pemateri dalam pelatihan tersebut adalah mbak Prita HW, digital marketer (BNSP). Dia menjelaskan tentang publikasi digital dan media sosial yang memainkan peran kunci dalam menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan interaksi.
Prita juga menerangkan bahwa ide konten dapat diperoleh dari mana saja, bisa dari percakapan dengan teman, kegiatan sehari-hari, menggunakan AI sebagai alat mencari keyword yang banyak digunakan orang dan lain sebagainya.
Pada sesi bersama mbak Prita juga teman-teman difabel diberikan kesempatan untuk praktik membuat konten saat pelatihan tersebut. Para peserta akan magang selama 6 minggu di kantor XL yang ditentukan setelah melewati pelatihan-pelatihan tersebut.
Kesimpulan
Peluang difabel dalam mencari kerja di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, meski sudah ada regulasi yang mendukung.
Stigma dan diskriminasi di dunia kerja menjadi penghalang utama, disertai aksesibilitas yang terbatas dan kurangnya pelatihan yang sesuai.
Namun, upaya dari pemerintah dan berbagai organisasi untuk meningkatkan inklusi terus berkembang.
Untuk memaksimalkan peluang, diperlukan perubahan paradigma di masyarakat serta komitmen nyata dari para pengusaha.
Dengan penyesuaian yang tepat dan dukungan yang lebih luas, penyandang disabilitas memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara signifikan di dunia kerja Indonesia.
Komentar
Posting Komentar