SKM Bukan Susu, Waspadai Penggunaan Berlebihan
Mau cerita dulu pengalaman keluarga soal susu kental manis yang membuat saya menulis artikel ini. Almarhumah ibu mertua pecinta manis. Tiap membuat kolak satu panci, beliau bisa menuangkan setengah kilo gula. Sampai dokter memvonis beliau punya penyakit gula darah atau diabetes.
Suami lalu membelikan susu low calories dan low fat buat ibu. Ternyata tanpa sepengetahuan kami beliau menyimpan satu kaleng susu kental manis. Tiap pagi bukannya meminum susu low fat yang dibuatkan, beliau malah menyeduh sendiri susu kental manis. Dokter sampai turun tangan ikut menasehati namun beliau tetap melakukan kebiasaannya hingga meninggal sebab komplikasi dari diabetes.
Sejak itu, saya sangat berhati-hati terhadap penggunaan SKM pada kedua anak saya. Sebab mereka berpotensi punya riwayat penyakit gula darah seperti neneknya yang sangat mempengaruhi pola makan. Saya ingin teman-teman pembaca menyadari bahwa SKM bukan susu, memang cocoknya hanya sebagai topping. Kalau digunakan sebagai campuran tentu takarannya tidak akan sebanyak jika diseduh. Ada satu lembaga yang sejalan dengan misi saya, mereka bergerak menyuarakan tentang SKM bukan susu sejak 2018. Bernama YAICI.
Tentang YAICI - Yayasan Abhipraya Insan Cendikia
Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia lahir pada 28 Juli 2017 dari sebuah harapan besar dari beberapa perempuan yang peduli akan kondisi sebagian besar anak-anak dan perempuan Indonesia yang tinggal dengan standar kesehatan, pendidikan, dan lingkungan yang minim.
Abhipraya bermakna memiliki harapan. Fokus utama yang dilaksanakan YAICI adalah mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui pembelajaran, pendampingan, pemberian pelatihan, serta pengetahuan kepada masyarakat dengan metode kreatif dan inovatif.
Dalam perkembangannya, YAICI bersentuhan dengan dunia CSR, bekerjasama dengan korporasi yang mempunyai tanggung jawab sosial pada masyarakat. Dengan kualitas SDM dan jaringan yang memadai YAICI mampu berekspresi dalam mendorong terwujudnya masyarakat Indonesia yang berkualitas.
YAICI menjalankan 3 pilar sebagai dasar kegiatan mereka :
1. Pilar Kesehatan
Pemimpin bangsa Indonesia tahun 2045 adalah mereka yang saat ini balita hingga yang sedang duduk di sekolah dasar sehingga menjaga kesehatan generasi ini adalah prioritas. Ada program di pilar ini yaitu advokasi dengan cara mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pemenuhan hak kesehatan anak. Sosialisasi ialah bekerjasama dengan mitra untuk melakukan sosialisasi gizi. Salah satu caranya dengan membuat cerita anak agar anak lebih paham tentang masalah SKM yang kurang baik untuk tubuh. Edukasi yaitu melakukan survey dan penelitian terkait status gizi anak dan konsumsi kental manis.
2. Pilar Lingkungan
Menjalankan pilar lingkungan, YAICI memiliki program :
a. Pendampingan Pengelolaan Sampah.
b. Pelatihan membuat biopori
C. Pelatihan membuat ecobrick
3. Pilar Pendidikan
Pendidikan diyakini sebagai langkah strategis dalam pengentasan kemiskinan. Program mereka yaitu :
a. Sekolah gratis TPA Ibnu Hasyim
b. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan
c. Produksi video-video edukasi
YAICI - PP Muslimat NU Mengadakan Edukasi Gizi Terutama Terkait Susu Kental Manis.
Bertempat di kantor Muslimat NU Sidoarjo pada tanggal 6 Maret 2022, YAICI bersama Muslimat NU kembali melakukan edukasi tentang gizi dan fakta terkait susu kental manis. Acara tersebut merupakan tindak lanjut atas penelitian yang telah dilakukan baik oleh YAICI maupun Muslimat NU.
Diperoleh angka mengejutkan, walau sudah tahun 2022 dimana informasi mudah didapat lewat internet. Ternyata warga kita literasi gizinya masih rendah. Mengapa demikian?
Terbukti 107 (13,8%) dari 800 ibu memberikan minuman SKM/KKM kepada anak balitanya, artinya 1 dari 7 balita minum SKM/KKM setiap hari. Secara mendalam, ketika ibu ditanya tentang SKM kebanyakan masih menjawab bahwa SKM adalah susu dan diberikan pada balita kisaran usia 1-2 tahun. Tentu ini berbahaya.
Pada anak, kelebihan konsumsi gula dapat menyebabkan kerusakan gigi, peningkatan gula darah, sisa gula yang tidak terpakai diubah menjadi lemak jika terlalu banyak memicu obesitas. Kondisi ini nantinya bisa berujung pada penyakit hati berlemak dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bukan berarti susu kental manis tidak boleh dikonsumsi. Namun, harus paham peruntukannya tidak sebagai minuman harian. Sebab sudah ada sendiri jenis susu yang aman dikonsumsi anak setiap hari. Hal ini juga telah dianjurkan oleh BPOM.
Tidak hanya memberikan edukasi seputar gizi dan fakta susu kental manis. PP Muslimat NU dan YAICI juga memberikan bantuan bagi beberapa warga sekitar yang terdampak pandemi. Kegiatan edukasi ini akan terus dilaksanakan secara rutin menggandeng berbagai lembaga masyarakat yang memiliki kader hingga tingkat bawah.
Komentar
Posting Komentar