A CUP OF TEA FOR COMPLICATED RELATIONSHIP
Saya ingin berpesan, seandainya anda bertemu mereka di toko buku : A cup of tea for Complicated Relationship. Segera bawa ke rumah. Seduh teh hangat lalu dengar kalimat-kalimat indah dari bibir mereka.
Saya suka teh sejak kecil. Tiap sarapan bukan susu yang dicari tapi secangkir
minuman kemerahan dengan aroma mirip daun basah karena embun. Kadangkala hanya
meneguk satu kali kepala saya bisa lepas dari tegang.
Seperti kemarin, saya
minum teh bersama 20 wanita cantik nan tegar. Mereka punya pilihan rasa berbeda.
Saya mengamati obrolan mereka tentang hubungan rumit. Sepuluh menit pertama
mereka membicarakan cinta dalam perbedaan.
Mpok Mercy mengawali acara minum teh
sore itu bercerita mengenai Ega, teman kerjanya. Mereka saling mencintai dan
mengakhiri hubungan karena "mereka tidak bisa berpindah agama hanya karena
mereka ingin saling memiliki. CintaNya terlalu agung untuk dipermainkan."
Baca juga A Cup Of Tea For Writer
Baca juga A Cup Of Tea For Writer
Hati saya tersentuh terutama kalimat perpisahan Ega "Tetaplah tersenyum,
walau bukan dengan saya lagi". Saya tidak ingin terburu-buru menghabiskan teh
dan berlalu. Cerita mereka terlalu berharga dilewatkan.
Saya mulai penasaran.
Kemudian Ririe Rengganis mengajari saya untuk tidak ingkar janji dengan berdoa
"Tuhan, ajari kami setia di antara orang-orang yang tidak setia pada janji
mereka." Saya tersentak. Perbedaan agama ternyata tidak membuat mereka goyah.
Tuhan
mencintai mereka dengan cara-Nya. Begitu pula mereka dengan cara masing-masing.
Obrolan semakin jauh dan dalam. Bahwa jodoh memang ditentukan Tuhan namun segala
keputusan ada di tangan kita.
Berkali-kali saya harus meneguk teh mendengar cerita mereka. Hubungan rumit
karena cinta segitiga, cinta sesama jenis, bercinta dengan pria posesif, menjadi
istri simpanan atau perjalanan menuju gerbang pernikahan yang berliku.
Teh saya mulai dingin namun tetap nikmat. Mereka membuat teh saya memiliki aneka rasa.
Saya semakin mencintai teh. Ingin terus menyicip racikan istimewa suguhan
mereka.
Entah apalagi yang ingin disampaikan. Mereka membuat saya, dan para
wanita nan jauh di sana akan merasa nyaman duduk menikmati teh mendengar cerita
mereka. Merasa tidak sendirian mengalami hubungan rumit.
*semacam review
tidak sebanding dengan cerita-cerita menakjubkan dalam buku ini
Komentar
Posting Komentar